Berbagi ilmu dan informasi bersama kami

.
.
Showing posts with label Filsafat. Show all posts
Showing posts with label Filsafat. Show all posts
Tuesday, January 21, 2014

Pengertian konsep klasifikasi, perbandingan, konsep, proporsisi, dan pemikiran

Setelah kita mengetahui struktur ilmu, maka jelas bahwa konsep merupakan bagian dari struktur ilmu, oleh karena itu konsep-konsep dalam ilmu akan kami jelaskan lebih lanjut, diantaranya adalah:

a.       Konsep klasifikasi

Konsep merupakan istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan gejala secara abstrak. Sedangkan klasifikasi adalah pengelompokan sesuai dengan tingkatan/ kelas. Jadi konsep klasifikasi adalah suatu konsep yang meletakkan objek yang sedang ditelaah dalam suatu kelas tertentu. Semua konsep taksonomi dalam botani dan zoologi dengan bermacam sepesies, famili, genus, dan sebagainya merupakan konsep klasifikasi.[1] Ketiga konsep ini hanya berbeda dalam jumlah keterangan yang diberikan kepada kita mengenai suatu objek yang dimaksud. Misalnya bila kita mengemukakan bahwa sebuah objek adalah biru, hangat, atau berupa kubus maka dalam hal ini kita membuat suatu pernyataan yang lemah mengenai suatu objek tersebut. Bila kita tempatkan objek tadi dalam suatu kelas yang lebih sempit maka keterangan yang diberikan akan meningkat meskipun bahwa keterangan tersebut belumlah lengkap. Sebuah pernyataan yang menyatakan bahwa sebuah obyek adalah makluk hidup. Kemudian bila kita katakan lebih Lanjut objek itu adalah binatang, dan lebih lanjut lagi bahwa objek tersebut adalah vertebrata maka kelas itu makin lama makin sempit menjadi mamalia, anjing, poodle, maka keterangan yang diberikan tetntang objek itu makin lama makin meningkat, meskipun tetap relatif kecil. Klasifikasi adalah konsep yang paling dikenal oleh kita semua kata-kata pertama yang dipelajari anak seperti “anjing, kucing, pohon”, pada dasarnya adalah klasifikasi.

Dalam konsep klasifikasi juga terdapat pembagian klasifikasi ilmu. Sebagian intelektual, seperti Jujun S. Suriasumantri, mengklasifikasikan pengetahuan menjadi dua cabang besar, yaitu ilmu (science), (yang mencakup ilmu-ilmu alam dan sosial), dan humaniora (humanities). Humaniora, menurut Elwood  adalah seperangkat sikap dan perilaku moral manusia terhadap sesamanya  yang meliputi filsafat, moral, seni, sejarah, dan bahasa.

b.      Konsep perbandingan

Konsep ini adalah konsep yang lebih efektif, karena konsep ini berperan sebagai perantara antara konsep klasifikasi dan konsep kuantitatif. Pengertian perbandingan itu sendiri adalah berasal dari bahasa inggris yang berarti “comparative” yang artinya bersamaan atau sama.

c.       Konsep konsep

Konsep atau anggitan adalah abstrak, entitas mental yang universal yang menunjuk pada kategori atau kelas dari suatu entitas, kejadian atau hubungan. Istilah konsep berasal dari bahasa latin conceptum, artinya sesuatu yang dipahami. Aristoteles dalam "The classical theory of concepts" menyatakan bahwa konsep merupakan penyusun utama dalam pembentukan pengetahuan ilmiah dan filsafat pemikiran manusia. Konsep merupakan abstraksi suatu ide atau gambaran mental, yang dinyatakan dalam suatu kata atau simbol. Konsep dinyatakan juga sebagai bagian dari pengetahuan yang dibangun dari berbagai macam kharakteristik.[2]

Sebuah konsep juga mempunyai Karakteristik konsep disebut atribut. Konsep itu memiliki tingkatan-tingkatan yang membedakan tingkatan suatu konsep dengan konsep yang lainnya adalah derajat abstraksi yang dimilikinya. Hal yang membedakan tingkat abstraksi suatu konsep dengan konsep lainnya adalah karakteristik utama konsep yang disebut atribut. Dan mempunyai Jenis-jenis konsep, De Cecco membagi konsep menjadi 3 jenis : 1. Konsep konjungtif, Contoh : kita mempunyai sejumlah buku pendidikan IPS yang memiliki ketebalan jumlah halaman materi dan sampul yang sama. Konsep konjungtif bersifat menghendaki pengembangan dari hal-hal yang bersifat konkret. 2. Konsep Disjungtif, Contoh : buku pendidikan IPS dan buku Pendidikan IPA mempunyai perbedaan-perbedaan seperti jumlah halaman, materi, dan sampul walaupun keduanya merupakan buku bacaan ilmiah. 3. Konsep Relasional, Contoh : konsep kepadatan penduduk, konsep waktu dan konsep arah.

d.      Konsep proposisi

Konsep Proposisi Menurut Whitehead mendefisikan proposisi adalah kesatuan sejumlah entitas aktual sebagai kemungkinan untuk membentuk suatu nexus, dengan kemungkinan keterhubungannya yang ditentukan oleh sejumlah objek abadi tertentu yang telah membentuk satu kesatuan objek abadi komplek. Entitas aktual merupakan kenyataan yang paling mendasar dari realitas. Realitas dibentuk dari entitas aktual. [3]

Pengertian proposisi yang lain adalah suatu pernyataan yang berisi banyak konsep kompleks, yang merentang dari subjektif individual sampai objektif. suatu kebenaran dapat diperoleh bila proposisi-proposisinya benar.

e.       Konsep Pemikiran

Konsep Pemikiran merupakan proses membina ilmu dan kefahaman yang melibatkan aktifitas mental dalam otak manusia. Semasa berfikir, otak manusia akan bertindak dengan usaha memahami rangsangan luar yang diterima melalui derita, membentuk konsep, membuat tafsiran dan tindak balas berdasarkan pengalaman yang sedia ada dalam ingatan. [4]

[1] Jujun S. Suriasumantri, Ilmu Dalam Perspektif,  Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, 2003, hlm. 147-148

[2] http://id.wikipedia.org/wiki/Konsep

[3] Whitehead, Albert North (terj.), Filsafat Proses, Proses dan Realitas Dalam Kajian Kosmologi, Indonesia, Kreasi Wacana, 2009, hlm. 30

[4] http://gurufikir.blogspot.com/
Unknown Article, Filsafat

KONSEP KLASIFIKASI, PERBANDINGAN, KONSEP, PROPOSISI, DAN PEMIKIRAN


   1.  Struktur Ilmu dan Karakteristiknya

a.      Struktur Ilmu

Ilmu merupakan hasil usaha pemahaman manusia terhadap kenyataan yang tersusun dalam sebuah sistem setelah melalui penyelidikan dan percobaan (eksperimentasi dan observasi). Ilmu mempunyai struktur atau bagian-bagian yang harus ada dalam ilmu itu sendiri.

Struktur ilmu menggambarkan bagaimana ilmu tersistematisasi dalam suatu batas-batas yang disebut ilmu, di mana keterkaitan antara unsure-unsur nampak jelas. Sturktur akan membentuk body of knowledge atau kerangka ilmu. Unsur-unsur struktur ilmu adalah : fakta, konsep, generalisasi dan teori.

a)      Fakta

Fakta adalah segala sesuatu yang ada di dunia baik gejala alam maupun gejala manusia. Dalam istilah Walter Farmer dan Margareth Farrel fakta adalah peristiwa yang telah terjadi dan telah dicatat tanpa pertentangan pendapat diantara para pengamat. Fakta merupakan bahan baku bagi pembentukan ilmu.

b)     Konsep

Konsep adalah gambaran mental yang menggambarkan atau menunjukkan suatu objek baik tunggal atau dalam suatu kontinum. Konsep ini merupakan abstraksi dari objek-objek obserbvable yang menjadi sasaran atau perhatian ilmu. Hamid Hasan menyatakan bahwa dikenal tiga jenis konsep, yaitu : konsep konjungtif, konsep disjungtif dan konsep relasional. Sedangkan menurut Sofiyan Effendi jika dilihat hubungannya dengan realitas atau fakta diklasifikasikan menjadi dua, yaitu konsep-konsep kongkrit yang jelas hubungannya dengan realitas, seperti meja, kursi dan lain-lain. Konsep konsep yang lebih abstrak dan lebih kabur hubungannya dengan realitas, misalnya emosi, kecerdasan dan lain-lain.

c)      Generalisasi

Generalisasi adalah kesimpulan umum yang ditarik berdasarkan hal-hal khusus. Generalisasi ini menggambarkan keterhubungan antara beberapa konsep dan merupakan hasil kegiatan empiris.

Kebenaran suatu generalisasi ditentukan oleh konsep dan referensi pada fakta-fakta. Generalisasi yang diakui kebenarannya pada satu saat memungkinkan untuk dimodifikasi bila diperoleh fakta baru atau bukti baru bahkan mungkin juga ditinggalkan jika lebih banyak bukti yang mengingkarinya.

d)     Teori

Menurut Kerlinger adalah merupakan seperangkat konsep yang saling berhubungan, definisi, dan proposisi yang menampilkan sebuah pandangan yang sistematis tentang fenomena yang bertujuan untuk menjelaskan dan mempredeksi fenomena (a set of interrelated constructs (concepts), definition and proposition that present a systematic view of phenomena by specifying relation variables, with the purpose of explaining and predicting the phenomena). Adapun teori menurut Redja Mudyahardjo dapat dibagi menurut tingkatannya ke dalam teori induk, teori formal dan teori substantif dengan penjelasan sebagai berikut :

·         Teori induk yaitu sistem pernyataan yang saling berhubungan erat dan konsep-konsep abstrak yang menggambarkan, memprediksi atau menerangkan secara komprehensif hal-hal yang luas tentang gejala-gejala yang tidak dapat diukur tingkat kemungkinannya, misal: teori-teori antropologi.

·         Teori formal yaitu pernyataan-pernyataan yang saling berhubungan, yang dirancang untuk menerangkan suatu kelompok tingkah laku secara singkat, misal: teori kebudayaan Clifford Geerz.

·         Teori substantif yaitu konsep-konsep yang saling berhubungan, yang berkaitan dengan aspek khusus tentang suatu kegiatan, misal: unsur-unsur kebudayaan.

Meurut Moh. Nazir, teori pada dasrnya meruoakan alat bagi ilmu dan berperan dalam hal:

a.       Teori mendefinisikan orientasi utama ilmu dengan cara memberikan definisi terhadap jenis-jenis data yamg akan dibuat abstraksinya

b.      Teori memberikan rencana konseptual

c.       Teori memberi ringkasan terhadap fakta dalam membentuk generalisasi empiris dan sistem generalisasi

d.      Teori memberikan prediksi terhadap fakta.

Teori mempunyai tingkat keberlakuan yang lebih universal dibanding generalisasi. Teori ini merupakan konstruksi terbangunnya ilmu.[1]

b.      Karakteristik Ilmu

Fungsi ilmu adalah untuk keselamatan, kebahagiaan, pengamanan manusia dari segala sesuatu yang menyulitkan. Jadi setiap ilmu dapat dikatakan sebagai ilmu pengetahuan bila memiliki ciri-ciri atau karakteristik.

Ilmu mempunyai karakteristik tersendiri, diantaranya adalah: Sistematik, konsisten, eksplisit dan ilmiah. Disamping itu suatu ilmu mempunyai ciri lain yaitu: bukan satu, melainkan banyak (plural), bersifat terbuka (dapat dikritik), berkaitan dalam memecahkan.

Ciri khas nyata dari ilmu pengetahuan (science) yang tidak dapat diingkari meskipun oleh para ilmuwan adalah bahwa ia tidak mengenal kata “kekal”. Apa yang dianggap salah di masa silam misalnya, dapat diakui kebenarannya di abad modern. Pandangan terhadap persoalan-persoalan ilmiah silih berganti, bukan saja dalam lapangan pembahasan satu ilmu saja, tetapi terutama juga dalam teori-teori setiap cabang ilmu pengetahuan. Dahulu, misalnya, segala sesuatu diterangkan dalam konsep material (istilah-istilah kebendaan) sampai-sampai manusia pun hendak dikatagorikan dalam konsep tersebut. Sekarang ini terdapat psikologi yang membahas mengenai jiwa, budi dan semangat, telah mengambil tempat tersendiri dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia.

Dalam redaksi lain dikatakan ilmu pengetahuan mempunyai ciri-ciri umum yaitu: obyek ilmu pengetahuan adalah empiris, Ilmu pengetahuan mempunyai karakteristik tersendiri, yaitu mempunyai sistematika, ilmu dihasilkan dari pengamatan, pengalaman studi dan pemikiran, sumber segala ilmu adalah Tuhan, karena Dia yang menciptakannya.[2]

[1] Ulya, Filsafat Ilmu Pengetahuan, Kudus, Stain Press, 2011,  hlm. 42-45

[2] http://muhfathurrohman.wordpress.com/2012/10/18/karakteristik-dan-klasifikasi-ilmu-pengetahuan/
Unknown Article, Filsafat