Berbagi ilmu dan informasi bersama kami

.
.
Tuesday, January 21, 2014

Karya-karya dari Al-Amiri

Karya dari
al-'Amiri
al-'Amiri
Berikut ini tabel yang menjelaskan judul, sumber penyebutan, isi, dan kondisi aktual karya-karya al-‘Amiri.

No    Nama buku    Isi    Kondisi aktual     
1    Al-Amad ‘ala al-Abad (On the Afterlife)
Telah disunting dan dipublikasikan oleh E.K. Rowson dalam A Muslim Philosopher on the Soul and Its Fate: Al-‘Amiri’s Kitab al-Amad ‘ala al-Abad, New Haven, CT: American Oriental Society, 1988.     
2    Al-Ibanah ‘an ‘Ilal al-Diyanah    Perbandingan hukum ekonomi dan pidana Islam dengan hukum masalah tersebut di dalam agama-agama lain.    Tidak ditemukan     3    Al-I‘lam bi Manaqib al-Islam (An Exposition on the Merits of Islam)    Perbandingan agama Islam dengan agama Yahudi, Kristen, Majusi, Politheisme, dan Sabi’ah baik dalam bidang akidah, ibadah, syariat, politik, akhlak, sosial, maupun budaya.    Telah dipublikasikan dengan judul Kita>b al-I‘la>m bi Mana>qib al-Isla>m li Abi> al-Hasan al-‘A>miri> Tahqi>q wa Dira>sah fi> Muqa>ranah al-Adya>n, Ahmad ‘Abd al-Hamid Ghurab, Riyad: Mu’assasah Dar al-Asalah li al-Thaqafah wa al-Nashr wa al-I‘lam, cet. I, 1408 H./1988 M. Bab pertamanya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh F Rosenthal dalam The Classical Heritage of Islam, Berkeley: University of California Press, 1973, 63-70. Bab 7 juga diterjemahkan Rosenthal dalam State and Religion According to Abu l-Hasan al-‘Amiri, Islamic Quarterly 3:42-52.     
4    Al-Irshad li Tashih al-I‘tiqad    Syarat-syarat penafsiran al-Quran serta perbandingan ajaran tentang kebangkitan dan alam akhirat dalam agama Majusi, Manicheisme, Yahudi, dan Nasrani.    Tidak ditemukan     
5    Al-Nusuk al-‘Aqli wa al-Tasawwuf al-Milli             
6    Al-Itmam li Fada’il al-Anam             
7    Al-Taqrîr li Awjuh al-Taqdi>r (The Determination of the Various Aspects of Predestination)    Aspek-aspek hikmah Tuhan dalam penciptaan dan pengaturan alam semesta.    Telah disunting dan dipublikasikan oleh Sahban Khalifat dalam bukunya Rasa>’il Abi> al-Hasan al-‘A>miri> wa Shadhara>tuh al-Falsafiyyah Dira>sah wa Nus}u>s}, Amman: Manshurat al-Jami‘ah al-Urduniyyah, 1988, h. 275-341.     
8    Inqadh al-Bashar min al-Jabr wa al-Qadr (Deliverance of Mankind from the Problem of Predestination and Free Will)    Solusi bagi problem free will dalam teologi dengan menggunakan prinsip-prinsip Aristotelian.    Telah disunting dan dipublikasikan oleh Sahban Khalifat dalam bukunya Rasa>’il Abi> al-Hasan al-‘A>miri>, h. 219-281.     
9    Al-Fusul al-Rabbaniyyah li al-Mabahith al-Nafsaniyyah             
10    Fusul al-Ta’addub wa Fudul al-Ta‘ajjub             
11    Al-Abshar wa al-Ashjar             
12    Al-Ifsah wa al-Idah             
13    Al-‘Inayah wa al-Dirayah    Tauhid dan kritik terhadap pandangan Aristoteles tentang Tuhan dan Hari Akhir.    Tidak ditemukan.     
14    Al-Abhath ‘an al-Ahdath        Gambaran tentang isinya dijelaskan di dalam Rasa>’il Abi> al-Hasan al-‘A>miri>, h. 468.     
15    Istiftah al-Nazr             
16    Al-Absar wa al-Mubsar    Ilmu Optik.    Telah disunting dan dipublikasikan oleh Sahban Khalifat dalam bukunya Rasa>’il Abi> al-Hasan al-‘A>miri>, h. 383-437.     
17    Tahsil al-Salamah             
18    Al-Tabsir li Awjuh al-Ta‘bir             
19    Masa’il wa Rasa’il al-Wajizah             
20    Ajwibah al-Masa’il al-Mutafarriqah             
21    Sharh al-Usul al-Mantiqiyyah             
22    Tafasir al-Musannafat al-Tabi‘iyyah             
23    Rasa’il ila al-Umara’ wa al-Ru’asa’             
24    Al-Fusul fi al-Ma‘alim al-Ilahiyyah    Akidah Islam    Telah disunting dan dipublikasikan oleh Sahban Khalifat dalam bukunya Rasa>’il Abi> al-Hasan al-‘A>miri>, h. 345-379.     
25    Kitab al-Burhan    Uraian tentang hukum-hukum logika    Tidak ditemukan.     
26    Sharh Kitab al-Maqulat li Aristu    Komentar terhadap bagian al-Maqu>lat dalam Organon karya Aristoteles    Telah disunting dan dipublikasikan oleh Sahban Khalifat dalam bukunya Rasa>’il Abi> al-Hasan al-‘A>miri>, h. 442-467.   
Selain buku-buku tersebut, Mona Abu Zayd menyebut buku al-Sa‘a>dah wa al-Is‘a>d sebagai karya al-‘Amiri. Buku ini telah dipublikasikan oleh Mujtaba Minawi tanpa disunting.[21]

Corak Pemikiran dari al-'Amiri

Corak Pemikiran
Beberapa orang yang sezaman dengan al-‘Amiri menggolongkan al-‘Amiri sebagai orang yang lebih mengutamakan filsafat daripada syariat dan lebih mengutamakan filsuf daripada nabi seperti al-Maqdisi, Ikhwan al-Safa, Abu Zayd al-Balkhi, Abu Tammam al-Naysaburi, dan lain-lain. Di dalam kitab al-Imta>‘ wa al-Mu’a>nasah pada diskusi malam ke-17 al-Tawhidi mengutip perdebatan al-Hariri dengan al-Maqdisi. Al-Hariri mengecam al-‘Amiri akibat pandangannya yang membuat marah sebagian orang. Al-Hariri berkata:

Pandangan yang sama (mengutamakan filsafat atas syariah) dilontarkan oleh al-‘Amiri. Akibatnya, dia terusir dari satu kota ke kota lainnya. Darah dan nyawanya terancam. Terkadang dia berlindung di istana Ibnu al-‘Amid, terkadang kepada Panglima Nishapur, dan terkadang dia menjilat orang awam dengan menulis buku-buku yang membela Islam. Tapi, meskipun demikian, dia tetap dituduh atheis, menyatakan kekadiman alam, serta bercerita tentang hayula, forma, waktu, dan tempat, serta omong kosong lainnya yang tidak disebut Allah di dalam kitab-Nya, tidak diajarkan oleh Rasul-Nya, dan tidak populer di kalangan umat-Nya.[16]

Corak filosofis dalam pemikiran al-‘Amiri memang tidak dapat dipungkiri. Khalifat menggolongkan al-‘Amiri sebagai Neo-Platonis Muslim, sedangkan Ghurab memasukkannya ke dalam aliran filsafat al-Kindi karena al-‘Amiri adalah murid filsuf dan ahli geografi terkenal, yaitu Abu Zayd Ahmad bin Sahl al-Balkhi (w. 322 H./933 M.) dan al-Balkhi adalah murid al-Kindi. Al-‘Amiri, seperti gurunya, mengintegrasikan di dalam dirinya ilmu-ilmu agama yang berbasis pada wahyu dengan ilmu-ilmu filosofis yang berbasis pada akal. Dengan kata lain, dia mengintegrasikan ilmu-ilmu Arab dan Islam dengan ilmu-ilmu dari peradaban lain, terutama Yunani dan bangsa-bangsa kuno lainnya, lalu membingkai ilmu-ilmu dari peradaban lain itu dengan perspektif Islam.[17]

Nasr mengatakan bahwa saat di Baghdad Abu Sulayman al-Sijistani al-Mantiqi mengubah iklim filosofis kepada kajian-kajian tentang logika, di Khurasan al-‘Amiri juga melakukan hal yang kurang lebih sama. Dia mengembangkan ajaran-ajaran al-Farabi dan menambahkan bagian tersendiri dari dirinya ke dalam filsafat Islam dengan berusaha menggabungkan konsep-konsep Iran pra Islam ke dalam pandangan filsafat politiknya.[18] Di dalam al-Muqa>basa>t Abu Hayyan al-Tawhidi mengatakan bahwa al-‘Amiri menguasai Filsafat Yunani, bergelut dengan buku-buku Aristoteles, dan telah memberikan komentar atas beberapa buku tersebut.[19]

Al-Tawhidi juga memuji al-‘Amiri. Ketika ditanya tentang buku Inqa>dh al-Bashar min al-Jabr wa al-Ikhtiya>r dia mengatakan, “Aku sudah melihat buku itu dalam bentuk tulisan tangannya. Aku tidak membaca buku itu di hadapannya, tapi aku dengar Abu Hatim al-Razi telah membaca buku itu di hadapannya. Buku itu sangat bagus. Metode penulisannya kuat. Tapi, buku itu tidak membebaskan manusia dari dilema jabr dan qadr karena masalah ini telah menjadi objek perhatian semua peneliti dan pemikir.”[20]

Konsep dan Klasifikasi Ilmu menurut al-'Amiri

Biografi dari al-'Amiri

Nama, keluarga, dan latar belakang budaya
Nama lengkap al-‘Amiri adalah Abu al-Hasan[5] Muhammad bin Abu Dharr Yusuf al-‘Amiri al-Naysaburi. Dia lahir di kota Nishapur pada awal abad ke-4 dan menghabiskan hidupnya dengan kegiatan keilmuan, baik berupa mengajar, menulis, maupun mengadakan rihlah ilmiah ke kota-kota besar budaya Islam pada masanya terutama Baghdad, Rayy, dan Bukhara. Periode paling produktif dalam hidupnya adalah saat dia tinggal di Rayy dan Bukhara. Dia meninggal di kota kelahirannya pada tanggal 27 Shawwal 381 H./6 Januari 992 M..[6]

Ayahnya adalah Abu Dharr Muhammad bin Yusuf yang menjadi menteri bagi Nuh al-Hamid bin Nasr al-Sa‘id bin Ahmad al-Shahid bin Isma‘il bin Ahmad, Penguasa Khurasan dari Dinasti al-Samaniyyin.[7] Para penguasa Samaniyyin bersikap terbuka terhadap para penganut ideologi yang berbeda-beda sehingga Khurasan pada masa mereka menjadi tempat yang kondusif bagi perkembangan ilmu hadits, fiqih, tafsir, teologi (al-Maturidiyyah dan al-Isma‘iliyyah). Kondisi ini, juga maraknya diskusi-diskusi ilmiah pada masa itu, mempengaruhi struktur filosofis al-‘Amiri.[8]

Khurasan, tempat lahir dan wafatnya al-‘Amiri, menurut Khalifat, adalah wilayah yang mampu menandingi Irak dalam hal menghasilkan banyaknya penghapal al-Quran, penafsir, ahli hadith, ahli fiqih, ahli bahasa, penyair, sasterawan, teolog tentang agama Kristen, Yahudi, dan Majusi, pembela berbagai aliran teologi Islam baik yang moderat maupun yang ekstrim sehingga wilayah ini disebutnya bergejolak dengan gerakan keilmuan dalam berbagai bidang. Dari wilayah inilah muncul, selain al-‘Amiri, filsuf-filsuf besar seperti Abu Zayd al-Balkhi, Abu Tammam al-Naysaburi, Abu Sulayman al-Mantiqi al-Sijistani, Ibnu al-Khammar, al-Badihi, Abu al-Qasim al-Antaqi, Miskawayh, Abu al-Farj bin Hindu, Ibnu Sina, dan lain-lain. Kota-kotanya seperti Bukhara, Samarkand, Nishapur, dan Balkh adalah pusat-pusat keilmuan.[9]

Berdasarkan keterangan dari Mona Ahmad Abu Zayd, Al-‘Amiri bertemu dengan Abu Zayd al-Balkhi di kota Shamsatiyan berguru kepada al-Balkhi dalam ilmu-ilmu rasional sampai al-Balkhi wafat. Lalu al-‘Amiri pergi ke Bukhara, lalu ke wilayah al-Shami, tempat dia belajar Ilmu Kalam kepada Abu Bakar al-Qaffal. Di wilayah ini, al-‘Amiri berhubungan dengan banyak ulama dan penguasa, serta memanfaatkan perpustakaan-perpustakaannya, yang kelak akan dimanfaatkan juga oleh Ibnu Sina. Lalu, dia kembali ke Nishapur pada tahun 343 H..[10] Pada tahun 353 H., dia pergi ke Rayy dan tinggal di sana selama 5 tahun.[11]

Pada tahun 360 H., al-‘Amiri pergi ke Baghdad untuk pertama kalinya. Di Baghdad dia dikejutkan dengan sambutan yang tidak hangat oleh para pemikir dan filsuf Madrasah Filsafat Baghdad (Madrasah Yahya bin ‘Adi). Dia tinggal di Baghdad selama beberapa bulan, lalu pergi. Tapi, dia kembali lagi dengan ditemani Dhu al-Kifayatayn Ibnu al-‘Amid dan menghadiri majlis-majlis diskusi yang diselenggarakan oleh Ibnu al-‘Amid dan hasil-hasilnya dicatat oleh al-Tawhidi, Miskawayh, dan al-Sijistani. Setelah Dzu al-Kifayatayn terbunuh, al-‘Amiri kembali ke Nishapur, dan tinggal di sana setahun atau lebih. Pada tahun 368 H., dia pergi ke Bukhara dan tinggal di sana selama beberapa lama. Lalu, dia kembali lagi ke Nishapur dan tinggal di tanah kelahirannya itu sampai wafat pada tahun 381 H..[12]

Al-‘Amiri memiliki banyak murid dan teman, seperti Abu al-Qasim al-katib, Ibnu Maskuyah yang mengutipnya dalam buku Jawidan Kharad,[13] Abu Hayyan al-Tawhidi yang mengutipnya dalam banyak buku. Ibnu Sina pun mengutip beberapa perkataan al-‘Amiri dalam Kitab al-Najat dan menginspirasi Afdal al-Din al-Kashani, filsuf abad ke-7 H./13 M., murid Nasir al-Din al-Tusi.[14] Amin dan al-Zayn di dalam suntingan mereka atas kitab al-Imta>‘ wa al-Mu‘a>nasah mengatakan al-‘Amiri dan Ibnu Sina sering mengadakan diskusi dan buku al-Ajwibah li Su’a>la>t Ibnu Sina ditulisnya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh al-‘Amiri.[15]

Pengertian konsep klasifikasi, perbandingan, konsep, proporsisi, dan pemikiran

Setelah kita mengetahui struktur ilmu, maka jelas bahwa konsep merupakan bagian dari struktur ilmu, oleh karena itu konsep-konsep dalam ilmu akan kami jelaskan lebih lanjut, diantaranya adalah:

a.       Konsep klasifikasi

Konsep merupakan istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan gejala secara abstrak. Sedangkan klasifikasi adalah pengelompokan sesuai dengan tingkatan/ kelas. Jadi konsep klasifikasi adalah suatu konsep yang meletakkan objek yang sedang ditelaah dalam suatu kelas tertentu. Semua konsep taksonomi dalam botani dan zoologi dengan bermacam sepesies, famili, genus, dan sebagainya merupakan konsep klasifikasi.[1] Ketiga konsep ini hanya berbeda dalam jumlah keterangan yang diberikan kepada kita mengenai suatu objek yang dimaksud. Misalnya bila kita mengemukakan bahwa sebuah objek adalah biru, hangat, atau berupa kubus maka dalam hal ini kita membuat suatu pernyataan yang lemah mengenai suatu objek tersebut. Bila kita tempatkan objek tadi dalam suatu kelas yang lebih sempit maka keterangan yang diberikan akan meningkat meskipun bahwa keterangan tersebut belumlah lengkap. Sebuah pernyataan yang menyatakan bahwa sebuah obyek adalah makluk hidup. Kemudian bila kita katakan lebih Lanjut objek itu adalah binatang, dan lebih lanjut lagi bahwa objek tersebut adalah vertebrata maka kelas itu makin lama makin sempit menjadi mamalia, anjing, poodle, maka keterangan yang diberikan tetntang objek itu makin lama makin meningkat, meskipun tetap relatif kecil. Klasifikasi adalah konsep yang paling dikenal oleh kita semua kata-kata pertama yang dipelajari anak seperti “anjing, kucing, pohon”, pada dasarnya adalah klasifikasi.

Dalam konsep klasifikasi juga terdapat pembagian klasifikasi ilmu. Sebagian intelektual, seperti Jujun S. Suriasumantri, mengklasifikasikan pengetahuan menjadi dua cabang besar, yaitu ilmu (science), (yang mencakup ilmu-ilmu alam dan sosial), dan humaniora (humanities). Humaniora, menurut Elwood  adalah seperangkat sikap dan perilaku moral manusia terhadap sesamanya  yang meliputi filsafat, moral, seni, sejarah, dan bahasa.

b.      Konsep perbandingan

Konsep ini adalah konsep yang lebih efektif, karena konsep ini berperan sebagai perantara antara konsep klasifikasi dan konsep kuantitatif. Pengertian perbandingan itu sendiri adalah berasal dari bahasa inggris yang berarti “comparative” yang artinya bersamaan atau sama.

c.       Konsep konsep

Konsep atau anggitan adalah abstrak, entitas mental yang universal yang menunjuk pada kategori atau kelas dari suatu entitas, kejadian atau hubungan. Istilah konsep berasal dari bahasa latin conceptum, artinya sesuatu yang dipahami. Aristoteles dalam "The classical theory of concepts" menyatakan bahwa konsep merupakan penyusun utama dalam pembentukan pengetahuan ilmiah dan filsafat pemikiran manusia. Konsep merupakan abstraksi suatu ide atau gambaran mental, yang dinyatakan dalam suatu kata atau simbol. Konsep dinyatakan juga sebagai bagian dari pengetahuan yang dibangun dari berbagai macam kharakteristik.[2]

Sebuah konsep juga mempunyai Karakteristik konsep disebut atribut. Konsep itu memiliki tingkatan-tingkatan yang membedakan tingkatan suatu konsep dengan konsep yang lainnya adalah derajat abstraksi yang dimilikinya. Hal yang membedakan tingkat abstraksi suatu konsep dengan konsep lainnya adalah karakteristik utama konsep yang disebut atribut. Dan mempunyai Jenis-jenis konsep, De Cecco membagi konsep menjadi 3 jenis : 1. Konsep konjungtif, Contoh : kita mempunyai sejumlah buku pendidikan IPS yang memiliki ketebalan jumlah halaman materi dan sampul yang sama. Konsep konjungtif bersifat menghendaki pengembangan dari hal-hal yang bersifat konkret. 2. Konsep Disjungtif, Contoh : buku pendidikan IPS dan buku Pendidikan IPA mempunyai perbedaan-perbedaan seperti jumlah halaman, materi, dan sampul walaupun keduanya merupakan buku bacaan ilmiah. 3. Konsep Relasional, Contoh : konsep kepadatan penduduk, konsep waktu dan konsep arah.

d.      Konsep proposisi

Konsep Proposisi Menurut Whitehead mendefisikan proposisi adalah kesatuan sejumlah entitas aktual sebagai kemungkinan untuk membentuk suatu nexus, dengan kemungkinan keterhubungannya yang ditentukan oleh sejumlah objek abadi tertentu yang telah membentuk satu kesatuan objek abadi komplek. Entitas aktual merupakan kenyataan yang paling mendasar dari realitas. Realitas dibentuk dari entitas aktual. [3]

Pengertian proposisi yang lain adalah suatu pernyataan yang berisi banyak konsep kompleks, yang merentang dari subjektif individual sampai objektif. suatu kebenaran dapat diperoleh bila proposisi-proposisinya benar.

e.       Konsep Pemikiran

Konsep Pemikiran merupakan proses membina ilmu dan kefahaman yang melibatkan aktifitas mental dalam otak manusia. Semasa berfikir, otak manusia akan bertindak dengan usaha memahami rangsangan luar yang diterima melalui derita, membentuk konsep, membuat tafsiran dan tindak balas berdasarkan pengalaman yang sedia ada dalam ingatan. [4]

[1] Jujun S. Suriasumantri, Ilmu Dalam Perspektif,  Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, 2003, hlm. 147-148

[2] http://id.wikipedia.org/wiki/Konsep

[3] Whitehead, Albert North (terj.), Filsafat Proses, Proses dan Realitas Dalam Kajian Kosmologi, Indonesia, Kreasi Wacana, 2009, hlm. 30

[4] http://gurufikir.blogspot.com/
Unknown Article, Filsafat

KONSEP KLASIFIKASI, PERBANDINGAN, KONSEP, PROPOSISI, DAN PEMIKIRAN


   1.  Struktur Ilmu dan Karakteristiknya

a.      Struktur Ilmu

Ilmu merupakan hasil usaha pemahaman manusia terhadap kenyataan yang tersusun dalam sebuah sistem setelah melalui penyelidikan dan percobaan (eksperimentasi dan observasi). Ilmu mempunyai struktur atau bagian-bagian yang harus ada dalam ilmu itu sendiri.

Struktur ilmu menggambarkan bagaimana ilmu tersistematisasi dalam suatu batas-batas yang disebut ilmu, di mana keterkaitan antara unsure-unsur nampak jelas. Sturktur akan membentuk body of knowledge atau kerangka ilmu. Unsur-unsur struktur ilmu adalah : fakta, konsep, generalisasi dan teori.

a)      Fakta

Fakta adalah segala sesuatu yang ada di dunia baik gejala alam maupun gejala manusia. Dalam istilah Walter Farmer dan Margareth Farrel fakta adalah peristiwa yang telah terjadi dan telah dicatat tanpa pertentangan pendapat diantara para pengamat. Fakta merupakan bahan baku bagi pembentukan ilmu.

b)     Konsep

Konsep adalah gambaran mental yang menggambarkan atau menunjukkan suatu objek baik tunggal atau dalam suatu kontinum. Konsep ini merupakan abstraksi dari objek-objek obserbvable yang menjadi sasaran atau perhatian ilmu. Hamid Hasan menyatakan bahwa dikenal tiga jenis konsep, yaitu : konsep konjungtif, konsep disjungtif dan konsep relasional. Sedangkan menurut Sofiyan Effendi jika dilihat hubungannya dengan realitas atau fakta diklasifikasikan menjadi dua, yaitu konsep-konsep kongkrit yang jelas hubungannya dengan realitas, seperti meja, kursi dan lain-lain. Konsep konsep yang lebih abstrak dan lebih kabur hubungannya dengan realitas, misalnya emosi, kecerdasan dan lain-lain.

c)      Generalisasi

Generalisasi adalah kesimpulan umum yang ditarik berdasarkan hal-hal khusus. Generalisasi ini menggambarkan keterhubungan antara beberapa konsep dan merupakan hasil kegiatan empiris.

Kebenaran suatu generalisasi ditentukan oleh konsep dan referensi pada fakta-fakta. Generalisasi yang diakui kebenarannya pada satu saat memungkinkan untuk dimodifikasi bila diperoleh fakta baru atau bukti baru bahkan mungkin juga ditinggalkan jika lebih banyak bukti yang mengingkarinya.

d)     Teori

Menurut Kerlinger adalah merupakan seperangkat konsep yang saling berhubungan, definisi, dan proposisi yang menampilkan sebuah pandangan yang sistematis tentang fenomena yang bertujuan untuk menjelaskan dan mempredeksi fenomena (a set of interrelated constructs (concepts), definition and proposition that present a systematic view of phenomena by specifying relation variables, with the purpose of explaining and predicting the phenomena). Adapun teori menurut Redja Mudyahardjo dapat dibagi menurut tingkatannya ke dalam teori induk, teori formal dan teori substantif dengan penjelasan sebagai berikut :

·         Teori induk yaitu sistem pernyataan yang saling berhubungan erat dan konsep-konsep abstrak yang menggambarkan, memprediksi atau menerangkan secara komprehensif hal-hal yang luas tentang gejala-gejala yang tidak dapat diukur tingkat kemungkinannya, misal: teori-teori antropologi.

·         Teori formal yaitu pernyataan-pernyataan yang saling berhubungan, yang dirancang untuk menerangkan suatu kelompok tingkah laku secara singkat, misal: teori kebudayaan Clifford Geerz.

·         Teori substantif yaitu konsep-konsep yang saling berhubungan, yang berkaitan dengan aspek khusus tentang suatu kegiatan, misal: unsur-unsur kebudayaan.

Meurut Moh. Nazir, teori pada dasrnya meruoakan alat bagi ilmu dan berperan dalam hal:

a.       Teori mendefinisikan orientasi utama ilmu dengan cara memberikan definisi terhadap jenis-jenis data yamg akan dibuat abstraksinya

b.      Teori memberikan rencana konseptual

c.       Teori memberi ringkasan terhadap fakta dalam membentuk generalisasi empiris dan sistem generalisasi

d.      Teori memberikan prediksi terhadap fakta.

Teori mempunyai tingkat keberlakuan yang lebih universal dibanding generalisasi. Teori ini merupakan konstruksi terbangunnya ilmu.[1]

b.      Karakteristik Ilmu

Fungsi ilmu adalah untuk keselamatan, kebahagiaan, pengamanan manusia dari segala sesuatu yang menyulitkan. Jadi setiap ilmu dapat dikatakan sebagai ilmu pengetahuan bila memiliki ciri-ciri atau karakteristik.

Ilmu mempunyai karakteristik tersendiri, diantaranya adalah: Sistematik, konsisten, eksplisit dan ilmiah. Disamping itu suatu ilmu mempunyai ciri lain yaitu: bukan satu, melainkan banyak (plural), bersifat terbuka (dapat dikritik), berkaitan dalam memecahkan.

Ciri khas nyata dari ilmu pengetahuan (science) yang tidak dapat diingkari meskipun oleh para ilmuwan adalah bahwa ia tidak mengenal kata “kekal”. Apa yang dianggap salah di masa silam misalnya, dapat diakui kebenarannya di abad modern. Pandangan terhadap persoalan-persoalan ilmiah silih berganti, bukan saja dalam lapangan pembahasan satu ilmu saja, tetapi terutama juga dalam teori-teori setiap cabang ilmu pengetahuan. Dahulu, misalnya, segala sesuatu diterangkan dalam konsep material (istilah-istilah kebendaan) sampai-sampai manusia pun hendak dikatagorikan dalam konsep tersebut. Sekarang ini terdapat psikologi yang membahas mengenai jiwa, budi dan semangat, telah mengambil tempat tersendiri dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia.

Dalam redaksi lain dikatakan ilmu pengetahuan mempunyai ciri-ciri umum yaitu: obyek ilmu pengetahuan adalah empiris, Ilmu pengetahuan mempunyai karakteristik tersendiri, yaitu mempunyai sistematika, ilmu dihasilkan dari pengamatan, pengalaman studi dan pemikiran, sumber segala ilmu adalah Tuhan, karena Dia yang menciptakannya.[2]

[1] Ulya, Filsafat Ilmu Pengetahuan, Kudus, Stain Press, 2011,  hlm. 42-45

[2] http://muhfathurrohman.wordpress.com/2012/10/18/karakteristik-dan-klasifikasi-ilmu-pengetahuan/
Unknown Article, Filsafat

Sistem klasifikasi mahkluk hidup dan taksonomi


Sistem klasifikasi adalah sistem yang digunakan oleh ilmuwan untuk mengelompokkan mahkluk hidup. Sistem ini dipelopori oleh Carolus Linnaeus. Cabang ilmu yang mempelajari pengelompokkan mahkluk hidup ke dalam takson-takson adalah taksonomi. sehingga hingga kini ia disebut dengan bapak taksonomi.

Tujuan dari pengelompokkan mahkluk hidup adalah untuk memudahkan mempelajari mahkluk hidup dalam bagian-bagian yang lebih kecil. Mahkluk hidup bisa dikelompok-kelompokkan karena memiliki ciri-ciri morfologi yang sama atau berbeda dengan organisme yang lain.

Pengelompokkan didasarkan atas dasar persamaan dan perbedaan. Dengan adanya persamaan maka beberapa spesies dapat dikelompokkan dalam kelompok yang sama. Dengan adanya ciri-ciri yang berbeda maka dapat beberapa spesies dapat dipisahkan dalam kelompok yang berbeda.

selain taksonomi ada pula cabang ilmu yang mirip dengan taksonomi adalah sistematika. Pada cabang ilmu Sistematika ini kegiatannya meliputi Identifikasi, Klasifikasi, dan Tata nama. Mari kita bahas satu per satu.

·         Pada Kegiatan Identifikasi, kita melakukan kegiatan membandingkan organisme dengan organsime yang sudah ada dengan melihat karakter yang dimiliki oleh organisme tersebut.

·         kemudian pada kegiatan Klasifikasi kita akan mengelompokkan organisme tersebut ke dalam takson-takson -seperti spesies, genus, ordo, famili, class, divisi/filum-berdasarkan persamaan dan perbedaan yang ada. Semua karakter yang berbeda akan dipisahkan dalam takson yang berbeda sedangkan karakter yang sama akan diletakkan dalam takson yang sama.

·         konsep klasifikasi takson adalah:

·         Semakin tinggi takson maka akan semakin banyak perbedaan demikian juga sebaliknya

·         semakin tinggi takson semakin banyak macam spesiesnya demikian juga sebaliknya

·         Semakin tinggi takson hubungan kekerabatannya semakin jauh

·         Pada kegiatan tata nama kita memberikan nama suatu spesies berdasarkan karakter yang sudah diidentifikasi dan diklasifikasikan dengan menggunakan aturan binomial nomenclature yang dicetuskan oleh C. Linaeus. Berikut ini adalah aturannya :

·         Nama spesies harus terdiri dari dua kata

·         Kata yang digunakan adalah kata latin atau yang dilatinkan

·         Kata pertama adalah Genusnya (diawali dengan huruf kapital)

·         kata kedua adalah epiteton spesifikumnya (diawali tidak dengan huruf kapital)

·         Contohnya perhatikan gambar di bawah ini:

tata nama binomial

·         Harus dicetak miring atau jika ditulis tegak harus diberi garis bawah yang dipisah.

·         contoh yang benar : Zea mays

demikianlah konsep pada sistem kalsifikasi mahkluk hidup.
Unknown Article
Wednesday, January 15, 2014

SITEMAP BLOG

Unknown
Tuesday, January 14, 2014

Emotion Understanding 5-8 Year -Olds


Children feel they have the right as an adult ; no longer think that adults could govern children ; has the potential to act violently as a result of the declining authority of parents / teachers in their minds ; has a rigid concept of justice , which is tit for tat ( "If the A do good to me , I 'll be nice to him " ) ; understand the need for good behavior that endeared others; often compare and ask for fair treatment .
How to provide education for children of this age is to give a sense of how important the " love " of doing things , not solely because of the principle of reciprocity . Emphasize the religious values ​​that uphold the love and sacrifice . Encourage your child to feel what is perceived by others. Help our children to live up to our expectations , not only because you want to praise or to avoid punishment . Create an intimate relationship that , in order to care for the child and the wishes of our expectations . Remember the importance of affection among family and broaden the affection outside the family , that is for others . Give examples of behavior in terms of helping and caring for others .

conclusion
Each child has different levels depending emotions even typical . The emotions are as implementation thoughts , feelings they have. The types of emotions that they have such as anger, sadness , joy , shame , and so forth is that they tend to have for their age . Thus , it can be concluded that emotion is a strong affective color and characterized by physical changes such as changes in facial expression and change their behavior .
Unknown Article

The development of Emotions



Parents need to understand the emotions of a child . It's very important , because if the child's emotions are not properly managed , the development of future emotions also not maksimal.da misperception about the emotions of the parents . Emotions were seen on something negative . Though there is a positive emotion and some are negative . Negative emotions is what parents should be managed through stimulation presidency .

Example if a child fails a swimming champion , parents do not get angry with the child and said some who accuse the child 's parents do not want to listen to commands . " Anger is a parent to the child who fails a champion is not swimming right thing . Children who experienced failure , must be stimulated and listened to his complaint why he could lose . Let children express themselves and their emotions enough to listen or to help parents cope with the disappointment of the child who failed .
When a child cries , the parents should not yell at cursing the child. This includes negative words that could have an effect on the child's emotions . Based on research Taxforce Responsibility America , showed 10 % of children in America received 432 negative words every day either from parents , schools and the environment .
And 8 of the 10 children studied after receiving many negative words , experiencing negative emotional development . This means that the impact is very clear , negative words are not good for the child 's emotional development .
Stimulation depression in children , can be given the appropriate stage of age . For children under 5 years of parents plays a protective , parental age 5-8 years can be educators , parents contribute ages 9-12 years so coaches and parents aged 13-18 years be enough support .

Psychological development of the Child
Psychological development of children can be measured by their emotional intelligence . Charlotte Buhler , divide the psychological development of children into 5 phases :
• Phase I ( 0-1 ) into the objective development of subjective attitudes
• Phase II ( I- 4 ) the extent of the relationship with surrounding objects or familiar objects subjectively .
• Phase III ( 4-8 ) future income to the community objective , social relationship .
• Phase IV ( 8-13 ) the appearance of an object of interest to the world until at its peak , he began to separate themselves from others and surrounding consciously .
• Phase V ( 13-19 ) period of self-discovery and maturity that synthesa subjective and objective attitude .
Buhler dikemukan As the third phase of the idea that the child is able to objectively into the social environment . Children have started to interact intensely with the environment even know his identity . Such as when playing so they formed small groups as an expression of their emotions in a container berintekasi . At this age the number of friends is an important part to their presence in the environment .
A friend is someone who has an interesting toy near his residence around them , and they have the same Ketertarikkan . Personality of the friend is not a problem , the most important thing for them is an activity and what toys they have, their friendship will be interrupted when one of the child does not want to play again with other children because of burnout and boredom , their friendship will be disconnected as soon as possible and nurtured back just like that .
Examples of conversations that we often encounter in children aged 5 to 8 years , among others, the sharing of food , for example, "If you give me chocolate , you my friend anymore " In this age they are so easily said about the friends , the conversation usually begins with the words " who 's your name ? and my name is ...... " and they can not just be friends with each other after knowing each other's names .
Unknown Article
Tuesday, January 7, 2014

Lirik Lagu As Long As You Love Me By Justin Bieber (Feat. Big Sean)



Selamat Pagi para blogger sejati..
Kali ini saya akan berbagi tentang lirik lagunya dek justin..
oke langsung saja capcus mari kita nyanyi bersaama..   

As long as you love me [x3]

We're under pressure,
Seven billion people in the world trying to fit in
Keep it together,
Smile on your face even though your heart is frowning
But hey now, you know, girl,
We both know it's a cruel world
But I will take my chances

As long as you love me
We could be starving, we could be homeless, we could be broke
As long as you love me
I'll be your platinum, I'll be your silver, I'll be your gold
As long as you love, love, love, love me
As long as you love, love, love, love me

I'll be your soldier,
Fighting every second of the day for your dreams, girl
I'll be your whole world
You can be my Destiny's Child on the scene girl
So don't stress, don't cry, we don't need no wings to fly
Just take my hand

As long as you love me
We could be starving, we could be homeless, we could be broke
As long as you love me
I'll be your platinum, I'll be your silver, I'll be your gold
As long as you love, love, love, love me
As long as you love, love, love, love me

[Big Sean]
Yo, B-I-G
I don't know if this makes sense, but you're my hallelujah
Give me a time and place, and I'll rendezvous, and I'll fly you to it,
I'll beat you there
Girl you know I got you
Us, trust...
A couple of things I can't spell without you
Now we are on top of the world, 'cause that's just how we do
Used to tell me sky's the limit, now the sky's our point of view
Man now we stepping out like, "Whoa" (Oh God)
Cameras point and shoot (shoot)
Ask me what's my best side, I stand back and point at you
You, you the one that I argue with, I feel like I need a new girl to be bothered with,
But the grass ain't always greener on the other side,
It's green where you water it
So I know we got issues baby true true true
But I'd rather work on this with you
Than to go ahead and start with someone new
As long as you love me

As long as you love me (Love me yeah yeah yeah)
We could be starving, we could be homeless, we could be broke
As long as you love me
I'll be your platinum, I'll be your silver, I'll be your gold
As long as you love, love, love, love me
As long as you love, love, love, love me
As long as you love, love, love, love me
As long as you love, love, love, love me
As long as you love me


Demikianlah lirik lagunya dek justin yang suaranya aduhai banget itu..
Semoga berguna untuk kalian semua..^_^
Unknown Justin Bieber, Lirik

Lirik Lagu Baby By Justin Bieber (feat Ludacris)





Selamat Pagi para blogger sejati..
Kali ini saya akan berbagi tentang lirik lagunya dek justin..
oke langsung saja capcus mari kita nyanyi bersaama..

Ohh wooaahh
Ohh wooaahh
Ohh wooaahh

You know you love me
I know you care
Just shout whenever
And I'll be there
You are my love
You are my heart
And we will never, ever, ever be apart

Are we an item
Girl quit playing
We're just friends
What are you saying
Said there's another were look right in my eyes
My first love, broke my heart for the first time

And I was like
Baby, baby, baby ooh
Like baby, baby, baby noo
Like baby, baby, baby ohh
I thought you'd always be mine mine

Baby, baby, baby ooh
Like baby, baby, baby noo
Like baby, baby, baby ohh
I thought you'd always be mine mine

Oh oh For you, I would have done whatever
And I just can't believe we ain't together
And I wanna play it cool
But I'm losin' you
I'll buy you anything
I'll buy you any ring
And now please say
Baby fix me
And just shake me till you wake me from this bad dream
I'm going down, down, down, down
And I just can't believe my first love won't be around

And I was like
Baby, baby, baby ooh
Like baby, baby, baby noo
Like baby, baby, baby ohh
I thought you'd always be mine mine

Baby, baby, baby ooh
Like baby, baby, baby noo
Like baby, baby, baby ohh
I thought you'd always be mine mine

(Luda)
When I was 13, I had my first love
There was nobody compared to my baby
And nobody came between us, no one could ever come above
She had me going crazy, oh I was star-struck,
She woke me up daily, don't need no Starbucks
She make my heart pound, I skip a beat when I see her in the street
And at school on the playground but I really wanna see her on the weekend
She knows she got me dazing cause she was so amazing
And now my heart is breaking but I just keep on saying

Baby, baby, baby ooh
Like baby, baby, baby noo
Like baby, baby, baby ohh
I thought you'd always be mine mine

Baby, baby, baby ooh
Like baby, baby, baby noo
Like baby, baby, baby ohh
I thought you'd always be mine mine

I'm gone
Yeahh, yeah, yeah
Yeahh, yeahhh
Now I'm all gone
Yeahh, yeah, yeah
Yeahh, yeahhh
Now I'm all gone
Yeahh, yeah, yeah
Yeahh, yeahhh
Now I'm all gone, gone, gone
I'm gone


Demikianlah lirik lagunya dek justin yang suaranya aduhai banget itu..
Semoga berguna untuk kalian semua..^_^
Unknown Justin Bieber, Lirik